Sabtu, 05 Desember 2009

Pendapat dan Kebijakan Tentang Telematika


Telematika sudah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, bahkan menjadi komoditas industri, bisnis informasi, media dan telekomunikasi.

Telematika mempunyai peran strategis untuk mempermudah, mendukung, sekaligus menjembatani ruang dan waktu manusia dalam berkegiatan.

Pesatnya kemajuan teknologi telekomunikasi, media, dan informatika atau disingkat sebagai teknologi telematika serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global. Indonesia perlu melakukan terobosan agar dapat secara efektif mempercepat pendayagunaan teknologi telematika yang potensinya sangat besar itu, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mempererat persatuan bangsa.

Saya mengharapkan pemerintah konsisten dalam menerapkan peraturan tentang telematika agar bisnis telekomunikasi bisa berkembang sehat dan mempercepat pertumbuhan atau penetrasi telematika di Indonesia.

Andai saya menjadi Menkominfo periode 2009-2014 saya akan membuat beberapa kebijakan-kebijakan untuk memajukan indonesia dalam bidang ICT (Information and Communication Technology) yaitu :
1.Pemerintah memberi dukungan pemerataan penduduk untuk mendapatkan akses ICT.

2.Pengembangan E-Government di Indonesia dan sosialisasi terhadap masyarakat tentang e-Government untuk transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah di Indonesia. (didasarkan pada Inpres No.3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government)

3.Perluasan dan peningkatan Kualitas Jaringan Komunikasi dan Informasi di seluruh Indonesia.

4.Penyebaran Infrastruktur Jaringan Informasi kepelosok negeri.

_Kerja Kantoran Versus Wirausaha_


Kerja kantoran maupun Wirausaha, dua-duanya mempunyai keuntungan serta kerugian masing-masing. Penilaian keduanya tergantung pribadi perorangan. Karena saya orangnya bebas, tidak suka diperintah, dan suka berkreativitas tentu saja saya lebih memilih berwirausaha setelah lulus kuliah nanti. Saya tidak suka dengan keterikatan kerja kantoran yang mesti berangkat pagi-pagi buta,pulang malam, kerja diatur dan diperintah atasan, belum lagi kalau dapat atasan yang bawel dan galak. Punya duit tapi kebebasan dirampok buat apa??? Yang ada bisa stress dan menderita karena tekanan perintah atasan dan segala peraturan.

Memang jika kita memilih untuk wirausaha resiko yang dihadapi lebih besar selain mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, harus kerja keras dan tekun, serta kita harus mengatur dan mengelola bisnis kita sedemikian rupa agar tetap berkembang dan tidak mengalami kebangkrutan.

Wirausaha memegang tanggung jawab yang besar, karena harus mengelola semua fungsi bisnis baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan pelatihan. Wirausaha juga harus kreatif memanfaatkan situasi dan membaca persaingan pemasaran.
Dengan berwirausaha kita bebas menuangkan pikiran dan kreativitas, bebas dalam mengelola keuangan, tidak terikat dengan peraturan-peraturan yang ada di kantoran, bebas untuk mengembangkan potensi diri, tidak terikat dengan seorang “boss”, dan dapat menciptakan peluang usaha untuk membantu masyarakat disekitar kita.

Walaupun pendapatannya tidak pasti seperti apabila kita kerja kantoran, tidak ada tunjangan-tunjangan kehidupan, memerlukan kerja keras untuk berhasil namun ada kepuasan tersendiri yang kita dapatkan bila berwirausaha yaitu kita bisa mengeksplorasi diri kita dengan segala potensi diri yang kita miliki.

Kamis, 12 November 2009

E-Journal

Menurut Glossary yang dikeluarkan oleh African Digital Library, yang dimaksud dengan e-journal adalah :
“An article or complete journal available fully electronically via a web-site on the Internet. It could be available free or as part of a paid for service. This trend is older and more established than the trend of providing e-book content via the Internet.”

Artikel-artikel untuk jurnal ilmiah merupakan pengetahuan primer, berbeda dengan buku pelajaran yang merupakan pengetahuan sekunder. Pengetahuan primer baru akan ada apabila ada penelitian baru, jadi suatu penerbit tidak dapat begitu saja menerbitkan jurnal ilmiah dan mencari artikel untuk jurnalnya. Apabila tidak ada yang meneliti maka tidak ada jurnal yang perlu diterbitkan. Situasi ini sama sekali terbalik dengan penerbitan majalah.Penelitian memerlukan dana yang tidak sedikit, dengan dermikian tidak heran bahwa kualitas ilmiah suatu negara tergantung dari alokasi dana penelitian yang dialokasikan oleh pemerintahnya. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa secara tradisional mempunyain anggaran besar untuk penelitian, sehingga negera-negara itu menjadi sumber utama-artikel ilmiah. Sumber lain untuk penelitian adalah yayasan-yayasan yang dibentuk oleh para milyarder di negara-negara maju.

Saat ini banyak perpustakaan perguruan tinggi berlangganan database online yang berisi berbagai macam jurnal elektronik maupun artikel elektronik. Melalui database online ini perpustakaan mampu menyediakan koleksi digital yang dapat diakses oleh pengguna perpustakaan dalam wilayah area tertentu. Ebscohost dan Proquest adalah dua contoh database yang saat ini cukup laris dan menjadi primadona bagi perpustakaan perguruan tinggi yang ingin menyediakan koleksi digital. Untuk membangun sistem perpustakaan digital, ada banyak aplikasi yang bisa digunakan, baik yang komersial maupun yang Open Source.

Akses e-journal di Indonesia masih menemui berbagai kendala, diantaranya seperti yang diungkap oleh Budi Rahardjo, yaitu :

1. Kurangnya penguasaan bahasa Inggris.
Kita sadari bahwa tidak semua orang Indonesia akan belajar bahasa Inggris, tetapi sebagian besar informasi di Internet tersedia dalam bahasa Inggris. Maka penguasaan bahasa Inggris menjadi salah satu keunggulan (advantage).
2. Kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia.
Untuk itu sumber informasi dalam bahasa Indonesia harus tersedia. Saat ini belum banyak sumber informasi pendidikan yang tersedia dalam bahasa Indonesia.

Artikel ini dikuti dari :
http://riah.staff.uns.ac.id/2009/06/16/e-library/

E-Library

Kita sebagai mahasiswa dapat menggunakan e-Library sebagai fasilitas untuk mengerjakan tugas kuliah. Cukup dengan memanfaatkan search engine, materi-materi yang relevan dapat segera ditemukan.

Selain menghemat tenaga dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up-to-date. Buku-buku teks konvensional memiliki rentang waktu antara proses penulisan, penerbitan, sampai ke tahap pemasaran. Kalau ada perbaikan maupun tambahan, itu akan dimuat dalam edisi cetak ulangnya, dan itu jelas membutuhkan waktu. Kendala ini nyaris tidak ditemui dalam publikasi materi ilmiah di internet mengingat meng-upload sebuah halaman web tidaklah sesulit menerbitkan sebuah buku. Akibatnya, materi ilmiah yang diterbitkan melalui internet cenderung lebih aktual dibandingkan yang diterbitkan dalam bentuk buku konvensional.

Untuk menuju perpustakaan elektronik (e-library) atau digital library, maka produk-produk perpustakaan harus dilayankan secara elektronik. Berdasarkan Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, menyebutkan :
”Perpustakaan digital (Inggris: digital library atau electronic library atau virtual library) adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan komputer. Jenis perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan konvensional yang berupa kumpulan buku tercetak, film mikro (microform dan microfiche), ataupun kumpulan kaset audio, video, dll. Isi dari perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan komputer”

Menurut Glossary yang dikeluarkan oleh African Digital Library, yang dimaksud dengan koleksi digital adalah:
“This is an electronic Internet based collection of information that is normally found in hard copy, but converted to a computer compatible format. Digital books seemed somewhat slow to gain popularity, possible because of the quality of many computer screens and the relatively short ‘life’ of the Internet.”
Sedangkan menurut Donald J. Waters mendefinisikan perpustakaan digital adalah :
“Digital libraries are organizations that provide the resources, including the specialized staff, to select, structure, offer intellectual access to, interpret, distribute, preserve the integrity of, and ensure the persistence over time of collections of digital works so that they are readily and economically available for use by a defined community or set of communities.”

Singkatnya koleksi digital sebenarnya dapat dipahami sebagai koleksi informasi dalam bentuk elektronik atau digital yang mungkin terdapat juga dalam koleksi cetak, yang dapat diakses secara luas menggunakan media komputer dan sejenisnya. Koleksi digital disini dapat bermacam-macam, dapat berupa buku elektronik, jurnal elektronik, database online, statistic elektronik, dan lain sebagainya.

Setiap perguruan tinggi harus menyadari bahwa digitalisasi di perpustakaan adalah untuk meningkatkan kualitas jasa, bukan sebagai penambahan jumlah atau pembaharuan (modernisasi) peralatan saja. Dalam hal ini perpustakaan digital dapat diukur berdasarkan 10 butir penilaian kualitas jasa, yaitu :
1.Kinerja umum (performance) Memenuhi persyaratan dasar dalam penggunaan teknologi digital.
2.Keselarasan (conformance) Memakai standar lokal, nasional, maupun internasional dalam hal pengiriman dan pertukaran informasi
3.Kekhususan (features) Memberikan kemudahan yang tidak ada di perpustakaan biasa dalam bentuk fitur atau jasa khusus
4.Kehandalan (reliability) Menjamin keajegan dalam penyediaan informasi
5.Kesinambungan (durability) Bukan merupakan ”proyek sesaat”
6. Keterbaruan (currency) Informasi selalu diperbarui
7.Kemudahan jasa (servive ability) Mudah digunakan, termasuk bagi mereka yang baru pertama kali menggunakan.
8.Keindahan penampilan (aesthetics and image) Memenuhi selera pengguna demi kenyamanan penggunaan
9.Kesepakatan kualitas (perceived quality) Merupakan kesepakatan antar pemakai, bukan pandangan individual
10.Kebergunaan (usability) Merupakan ukuran paling penting di semua jenis jasa.

Nilai ditentukan oleh pengguna sesuai persepsi subyektif berdasarkan pengalaman mereka dalam hal:
a. Efektivitas sistem
Seberapa jauh perpustakaan digital mampu secara tepat memberikan solusi informasi bagi pengguna. Termasuk di sini adalah relevansi informasi itu bagi pengguna.
b. Efisiensi sistem
Yaitu kemampuan sistem menghemat waktu dan upaya pengguna dalam mendapatkan informasi dari berbagai sumber, tidak hanya dari lingkungan lokal.
c. Kepuasan
Yaitu ukuran subyektif tentang kemudahan pemakaian, tampilan, struktur informasi, kandungan, keluasan jaringan (seberapa banyak sumber yang bisa dihubungi)
d. Kemudahan integrasi
Seberapa jauh perpustakaan digital dan jasanya dapat dengan mudah dijadikan bagian dari kegiatan utama pengguna di universitas (belajar, mengajar, penelitian)

Pengertian Citra

Pengertian Citra

Secara harfiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus (continue) dari intensitas cahaya pada bidang dwimatra.
Citra (image) adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Istilah lain untuk citra adalah suatu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh data teks, yaitu citra kaya dengan informasi. Maksudnya, sebuah gambar dapat memberikan informasi yang lebih banyak daripada informasi yang disajikan dalam bentuk teks.
Sumber cahaya menerangi objek, objek memantulkan kembali sebagian dari berkas cahaya tersebut. Pantulan cahaya ini ditangkap oleh alat-alat optik, misalnya mata pada manusia, kamera, pemindai (scanner), dan sebagainya, sehingga bayangan objek yang disebut citra tersebut terekam.

Citra sebagai keluaran dari suatu sistem perekaman data dapat bersifat :
1.Optik berupa foto
2.Analog berupa sinyal video seperti gambar pada monitor televisi.
3.Digital yang dapat langsung disimpan pada suatu pita magnetik.

Citra dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1.Citra diam (still images), merupakan citra tunggal yang tidak bergerak.
2.Citra bergerak (moving images), merupakan rangkaian citra diam yang ditampilkan secara beruntun (sekuensial) sehingga memberi kesan pada mata sebagai gambar yang bergerak. Contohnya adalah gambar-gambar yang terlihat pada televisi atau layar lebar.

Pengolahan Citra Digital

Citra digital dapat didefinisikan sebagai fungsi dua variabel f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas citra pada koordinat tersebut.

Teknologi dasar untuk menciptakan dan menampilkan warna pada citra digital berdasarkan penelitian bahwa sebuah warna merupakan kombinasi dari tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru (Red, Green,Blue - RGB).

Pengolahan citra dapat diterapkan pada berbagai bidang untuk membentuk suatu aplikasi yang tangguh dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, aplikasi pengolahan citra sangat memungkinkan untuk membentuk suatu mesin otomatis yang dapat membantu manusia dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Pengolahan gambar digital atau Digital Image Processing (DIP) adalah bidang yang berkembang sangat pesat sejalan dengan kemajuan teknologi pada industri saat ini. Fungsi utama dari DIP adalah untuk memperbaiki kualitas dari gambar sehingga gambar dapat dilihat lebih jelas tanpa ada ketegangan pada mata. Informasi yang penting diekstrak dari gambar yang dihasilkan sehingga didapatkan hasil yang terbaik.
Proses mengubah citra ke bentuk digital bisa dilakukan dengan beberapa perangkat, misalnya scanner, kamera digital, dan handycam. Ketika sebuah citra sudah diubah kedalam bentuk digital (selanjutnya disebut citra digital), bermacam-macam proses pengolahan citra dapat diperlakukan terhadap citra tersebut.

Sistem Informasi e-Procurement

Definisi e-Procurement
e-Procurement adalah suatu proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dengan memanfaatkan media internet.
Sistem Pengadaan
Pada dasarnya pengadaan merupakan suatu proses untuk memfokuskan kebutuhan suatu perusahaan yang didukung oleh kemampuan keuangan perusahaan.
Proses pengadaan melalui e-procurement pada intinya sama dengan proses pengadaan barang biasa (existing), hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pemilihan produk/ barang yang akan dibeli, membuat pesanan barang yang akan diorder, disetujui oleh kedua belah pihak untuk order barang dan harga, dibuatkan purchase order oleh penjual, jadwal pengiriman barang, barang dikirim, kemudian barang diterima oleh pembeli, pembayaran dapat dilakukan dimuka ataupun setelah barang diterima (sesuai perjanjian), persetujuan barang telah diterima oleh pembeli, dokumen persetujuan kembali ke penjual. Keseluruhan kegiatan di atas yang biasanya dilakukan secara manual tersebut kemudian dialihkan ke dalam transaksi melalui komputer dengan bantuan akses internet.

Telematika Dalam Bidang Pemerintahan (e-government)

Artikel ini dikutip dari : “www.depdagri.go.id/konten.php?nama=Artikel&op=form_send_to_friend&id=1”

E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan, seperti menggunakan intranet dan internet yang mempunyai kemampuan menghubungkan keperluan penduduk, bisnis, dan kegiatam lainnya. Bisa merupakan suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web. Pada intinya e-government adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Penggunaan teknologi informasi ini kemudian menghasilkan hubungan bentuk baru seperti :

· G2C (Government to Citizen)

· G2B (Government to Business)

· G2G (Government to Government)

Manfaat e-government yang dapat dirasakan antara lain :

· Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang kekantor pemerintahan.

· Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua pihak.

· Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah : jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.

· Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.

Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah sangat mendesak untuk dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Salah satu solusi yang diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan sistem informasi online antar instansi pemerintah baik pusat dan daerah untuk mengakses seluruh data dan informasi terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik. Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategis dan kemajuan teknologi mendorong aparatur pemerintah untuk mengantisipasi paradigma baru dengan upaya peningkatan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju terwujudnya pemerintah yang baik (good govermance). Hal terpenting yang harus dicermati adalah sektor pemerintah yang merupakan pendorong serta fasilitator dalam keberhasilan berbagai kegiatan pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan harus didukung oleh kecepatan arus data dan informasi antar instansi agar terjadi keterpaduan sistem antara pemerintah dengan pihak penggunaan lainnya.

Upaya percepatan penerapan e-government masih menemui kendala karena saat ini belum semua daerah menyelenggarakannya. Apalagi masih ada anggapan e-government hanya membuat web site saja sosialisasinya tidak terlaksana dengan optimal. Namun banyak opini yang salah mengartikan bahwa penerapan e-government ini adalah sebuah proyek, padahal merupakan sebuah sistem yang akan memadukan subsistem yang tersebar diseluruh daerah dan departemen.